Saturday, October 5, 2013
0 comments

8:11 PM
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN , KOMUNIKASI , MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PEGAWAI




DAFTAR ISI

BAB I  PENDAHULUAN

A. TEORI……………………………………………… ………..


BAB II
 ISI

A. Harapan ……………………………………………….

BAB III  PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………




BAB I

Dalam kegiatan perusahaan dan kaitannya dengan fungsi manajemen, para pemimpin mempunyai kontribusi yang cukup besar terutama dalam pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Fungsi-fungsi tersebut harus didasarkan pada keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin agar tujuan organisasi bisa dicapai secara optimal.
             Menurut Hasibuan (2007, p170) Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organiasasi.
             Menurut Rivai (2004, p2) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya melalui proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
            Menurut Werren Bennis (2004, p74) Kepemimpinan adalah kapasitas untuk menerjemahkan visi dan realita. Dengan kata lain kepemimpinan berarti turut melibatkan orang lain didalam aktivitas organisasi dan lebih mengutamakan visi diatas segalanya, selanjutnya mengarahkan didalam pelaksanaan tugas kepada bawahannya.
            Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang lain untuk mengambil tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukturasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat dipandang efektif apabila dapat membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka demi kebahagian organisasi Mochammad Teguh, (2001, p69).
             Berdasarkan uraian teori diatas, terdapat tiga implikasi penting yaitu (1) kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan melibatkan pendistrisbusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, (3) adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya.
 (Dalam “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”,2010, p3-p4) Kepemimpinan pada hakekatnya adalah :
1.     Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi;
2.     Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, adan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama;
3.     Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan;
4.     Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu;
5.     Kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.

Motivasi, Motivasi kerja, Motivasi Karyawan
            Menurut Winardi (2007,p1), motivasi berasal dari kata motivaton yang berarti “menggerakan”. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal datau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan presistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan sejumlah kekuatan dari luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal ini tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
            Menurut A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berpengaruh dengan lingkungan kerja.
            Menurut Henry Simamora, pengertian motivasi adalah sebuah fungsi dan pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
            Dari pengertian-pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
            Menurut As’ad (2002,p45) motivasi kerja didiefinisikan sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Sedangkan menurut Robbins (2002,p166), motivasi didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Sementara motivasi umum bersangkutan dengan upaya ke arah setiap tujuannya yang dipersempit terhadap tujuan organisasi. Ketiga unsur dalam definisi ini adalah upaya, tujuan, dan kebutuhan.
            Pada hakikatnya saat karyawan bekerja mereka membawa serta keinginan, kebutuhan, pengalaman masa lalu yang memberikan harapan kerja mereka. Adanya motivasi terutama motivasi untuk berprestasi akan mendorong sesorang untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya demi mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Biasanya sesorang yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik. Menurut Trianingsih (2003) dengan adanya motivasi kerja, diharapkan setiap individu mau bekerja keras untuk mencapai kinerja yang tinggi.
            Motivasi kerja ini dimaksudkan untuk memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya upayanya (Manulang,2002)
            Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat kerja dan menjadi landasan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.
            Motivasi karyawan adalah suatu faktor yang mendorong seorang karyawan untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai factor pendorong perilaku seseorang. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang manusia pasti memiliki sesuatu faktor yang mendorong perbuatan tersebut. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari para karyawan maka haltersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersama ini terdapat dua macam, yaitu:
a. Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan  finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.
b. Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/ uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusia dan lain sebagai
Menurut Payaman J.Simanjuntak (2005,p94-97), memotivasi bawahan berarti menjadikan mereka merasakan bahwa bekerja sebagai bagian hidup yang dinikmati. Para pekerja pada umumnya akan siap bekerja keras bila menghadapi beberapa kondisi berikut ini:
1) Merasa diperlukan oleh organisasi
2) Mengetahui yang diharapkan organisasi
3) Perlakuan adil antar pekerja dan dalam pemberian imbalan
4) Peluang untuk berkembang
5) Tantangan yang menarik
6) Suasana kerja yang menyenangkan
Dari pengertian-pengertian motivasi karyawan diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi karyawan merupakan sebagai sesuatu yang mendorong karyawan untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi perusahaan atau organisasi.
Motivasi sebagai sesuatu yang dirasakan sangat penting, hal ini disebabkan karena beberapa alasan:
1. Motivasi sebagai suatu yang penting (Important Subject)
2. Motivasi sebagai sesuatu yang sulit (Puzzling Subject)
Menurut Mitchell (dalam Winardi, 2000) tujuan dari motivasi adalah memperediksi perilaku perlu ditekankan perbedaan-perbedaanantara motivasi, perilaku dan kinerja (performa). Motivasilah penyebab perilaku; andai kata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi.

 Faktor-Faktor Motivasi kerja
Sihotang (2007,p245) berpendapat bahwa motivasi kerja melibatkan dua faktor:
1. Faktor-faktor individual:
a. Kebutuhan-kebutuhan
b. Tujuan-tujuan orang
c. Sikap-sikap
d. Kemampuan-kemampuan orang
2. Faktor-faktor organisasi
a. Pembayaran gaji/upah
b. Keslamatan kesehatan kerja
c. Para mandor (supervisi)
d. Para pengawas fungsional
Yang merupakan pekerjaan yang sulit dalam memotivasi sumber daya manusia adalah menggabungkan faktor individu dengan faktor organisasi setiap pekerja yang sangat beraneka ragam, karena motivasi seseorang itu dipengaruhi oleh dasar pendidikannya dan kebutuhan-kebutuhannya

Teori Motivasi
    Teori motivasi dari Abraham Maslow
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Model Maslow (dalam As’ad, 1998) Ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan butuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk kerja. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut: Kebutuhan manusia dibagi menjadi lima tingkatan hierarchy pyramid, yaitu:
a. Physcological needs, yaitu kebutuhan fisik seperti pangan, sandang, dan papan.
b. Security needs, yaitu kebutuhan keamanan jiwa, raga, dan harta benda milik.
    Jika dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan sewaktu bekerja,
    perasaan aman yang menyangkut masa depan karyawan.
c. Social needs atau kebutuhan sosial untuk memiliki keluargadan sanak saudara,
    rasa dihormati, status sosial, harga diri, dan kebutuhan pendidikan dan agama.
d. Esteem needs, yaitu kebutuhan prestise dan percaya diri dengan berbagai titel
    dan gelar-gelar kehormatan.
e. Self actualization needs, yaitu suatu kebutuhan aktualisasi diri sebagai bukti
    kesuksesan seseorang dalam berkarya.
Apabila seorang karyawan dapat memenuhi kelima tingkatan kebutuhannya secara serentak dan harmonis melalui imbalan kerja yang diperolehnya dari organisasi tempat dia mengabdi, maka dapat diperkirakan akan sangat memotivasi orang bekerja giat,tanpa diperintah orang lain. Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori ini adalah untuk memotivasi orang bekerja giat sesuai keinginan kita, sebaiknya kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan harapannya. Namun kelemahan dari teori ini adalah bahwa kebutuhan manusia itu tidaklah berjenjang dan hierarkis, tetapi kebutuhan itu perlu dipenuhi secara simultan pada tingkat intensitas tertentu, dengan menentukan apa yang harus dipenuhi lebih dahulu.
1)     Teori Motivasi dari Frederick Herzberg
Teori ini berhubungan langsung dengan kepuasan kerja. Hal inidikarenakan, berdasarkan studinya tentang hubungan antara  sikap – sikap kerja dan kinerja kerja Herzberg menyatakan, bahwa motivasi merupakan sebuah dampak langsung dari kepuasan kerja.
Teori ini meneliti tentang dua kondisi yang mempengaruhi seseorang di dalam pekerjaannya, yaitu:
a.  kondisi pertama adalah faktor motivator yang meliputi:
1) keberhasilan pekerjaan kerja: hal ini menggambarkan suatu prestasi
               kerja.
2) pengakuan (recognition): adanya harapan akan sesuatu pengakuan dari   
    luar akan  hal yang dikerjakan 
1)  pekerjaan itu sendiri: berhubungan dengan bagaimana kondisi
    pekerjaan tersebut.
4) tanggung jawab: suatu komitmen akan suatu pekerjaan.
5) pengembangan (advancement): berhubungan dengan keinginan   yang
    ingin dicapai untuk kedepannya.
b. kondisi kedua adalah hygiene. Faktor-faktor hygiene yang justru   
    menimbulkan rasa tidak puas pada para pekerja adalah:
1) kebijaksanaan administrasi perusahaan
2) supervisi yang sangat ketat
3) hubungan antarpribadi
4) kondisi kerja
5) gaji dan upah
Teori Herzberg memprediksi, bahwa para manajer dapat memotivasi individu – individu dengan jalan “ memasukkan ” motivator – motivatornya kedalam pekerjaan individu, yaitu proses yang dinamakan perkayaan pekerjaan (job enrichment 
2)     Teori X dan Y dari Mc. Gregor.
Teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X dan mana yang menganut teori Y. Pada asumsi teori X menandai kondisi dengan hal-hal seperti karyawan rata-rata malas bekerja, karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindar dari tanggung jawab, karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi, karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan pada asumsi teori Y menggambarkan suatu kondisi seperti karyawan rata-rata rajin bekerja. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah karena tidak ada yang dikerjakan, dapat memikul tanggung jawab, berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi, karyawan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi (Robbins dalam bukunya Umar, 2000).
Dalam hal ini motivasi dan kemampuan karyawan merupakan salah satu aspek atau faktor yang dapat meningkatkan sinergik (synergistic effect). Maka pembinaan
terhadap sumber daya manusia tidak pada penyelenggaraan latihan (training) saja, tetapi juga didukung dengan pengembangan atau pembinaan selanjutnya (development).
Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Ida Nursada, Taher Alhabsji, dan Al Musadieq yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja, Gaya Kepemimpinan Situasional dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Sang Hyang Seri (Persero)” dalam jurnal ekonomi dan bisnis Volume 6, no 2, September 2008, 108-115. Ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan situasional terhadap prestasi kerja karyawan, dan juga motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.

PENELITIAN TERDAHULU TENTANG PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KARYAWAN
Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Halid Hasan yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Syariah Malang” dalam jurnal administrasi dan bisnis Volume 2, no. 1, Juli 2008, 40 -51. Ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.
Penelitian lain adalah penilitan yang dilakukan oleh Ellyn Eka Wahyu yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. BRI Cabang (Persero) Retail Cabang Malang Kawi” dalam jurnal administrasi dan bisnis Volume 2, no. 2, Desember 2008, 112-117. Ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di BRI cabang Malang Kawi.
Penelitian juga ditemukan oleh Y.M.V Mudayen yang berjudul “Pengaruh Kompensasi, Pengembangan Karir, Lingkungan dan Pengalaman terhadap Motivasi dan Prestasi Kerja Karyawan Penerbit dan Percetakan Kanisius”. Dalam jurnal penelitian volume 13, No 2, Mei 2010, 169-198. Ditemukan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja dan dan prestasi kerja pada perusahaan penerbit dan percetakan kanisius


BAB II
Dalam suatu organisasi sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu organisasi. Kedudukan manusia dalam hal ini pegawai yaitu orang-orang yang bergabung dalam organisasi adalah sangat penting sebagai pendukung tercapainya tujuan organisasi tempat mereka bekerja.

Menyadari hal tersebut peranan kepemimpinan sebagai pemimpin dan manajer adalah sangat mutlak. Dalam upaya mempengaruhi perilaku pegawai, pemimpin menggunakan pendekatan pola kepemimpinan yang berorientasi pada tugas pegawai dan hubungan manusia.

Dalam organisasi terjadi saling berinteraksi sesama pegawai dengan pemimpin. Kondisi yang demiklian akan memungkinkan terwujudnya iklim organisasi, iklim organisasi adalah lingkungan manusia di dalam mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Hal itu dengan membentuk harapan pegawai tentang konsekwensi yang akan timbul dari berbagai tindakan. 

 Harapan menimbulkan motivasi atau mendorong pegawai melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan, dalam rangka memenuhi kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis, sosial, rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri. Terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan mendatangkan kepuasan kerja.

Kepuasan kerja adalah sikap senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya, pegawai yang senang dengan pekerjaannya mempunyai sikap positif, pegawai yang tidak puas mempunyai sikap negatif.


BAB III
       Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
            Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.

0 comments:

Post a Comment

Top