Setelah sekian lama nggak nonton anime seri apa pun, akhirnya kemarin
saya memutuskan untuk download sebuah anime yang gak sengaja review-nya
saya temukan di web. Judul aslinya sangat panjang, yaitu Ano Hi Mita
Hana no Namae o Bokutachi wa Mada Shiranai, atau disingkat Ano Hana.
Saya memang penggemar anime, tapi tidak sembarang jenis. Bisa dikatakan
saya cukup pemilih dan hanya tertarik pada anime dengan cerita yang not too mainstream atau
punya value yang bagus. Umumnya, saya tidak terlalu suka anime dengan
alur yang terlalu panjang, berbelit-belit, atau terlalu banyak
mengandung fanservice tanpa cerita yang kuat. Untungnya, Ano Hana hanya
terdiri dari 11 episode. Not too bad.
Artwork dalam Ano Hana mungkin tidak se-wah dan sedetil anime karya
Makoto Shinkai. Awalnya, ketika melihat episode pertama Ano Hana
sejujurnya saya bahkan kurang menyukainya karena saya pikir akan banyak
mengandung fanservice. Apalagi melihat karakter Menma yang menurut saya too mainstream. Tetapi,
setelah melihat episode selanjutnya saya baru mengerti daya tarik dari
anime ini yang membuat saya tidak bisa berhenti menontonnya sampai akhir
episode.
Everyone has changed. That’s not it… the one who’s changed most, is me. ~Yadomi Jinta
Inti ceritanya mengisahkan tentang 5 orang anak yang sewaktu kecilnya
bersahabat, namun hubungan mereka merenggang sejak kematian salah
seorang teman mereka, Meiko Honma (menma). Kelima orang itu menjalani
kehidupannya masing-masing hingga suatu hari, Jinta Yadomi (yang dulunya
adalah group leader kelompok mereka) bertemu dengan hantu Menma. Arwah
Menma kembali karena ada keinginannya yang belum tercapai semasa hidup,
namun ia lupa apa keinginannya sendiri. Arwah Menma pun meminta Jinta
untuk membantu mencari tahu apa keinginan yang terlupakan itu dan
mengabulkannya. Untuk itu, sekali lagi Jinta harus ‘mengumpulkan’
teman-temannya semasa kecil, yang mungkin bisa menjadi kunci dari
keinginan Menma. Namun itu bukanlah hal yang mudah, karena baik Jinta
maupun keempat sahabat masa kecilnya itu memiliki lembaran masa lalu
yang tidak ingin mereka ungkit lagi. Terlebih mengenai Menma. Salah satu
alasan yang membuat hubungan mereka berlima merenggang.
Meskipun agak terkesan aneh, tapi yang ingin saya tekankan mengenai
anime ini adalah bahwa sebenarnya cerita Ano Hana sangat realistik. Bisa
dibilang, ini salah satu anime ter-realistik yang pernah saya tonton.
Realistik disini, dalam artian reaksi dan emosi para karakternya. Semua
begitu mengalir, tidak dibuat-buat, dan masuk akal menurut saya. Konflik
batin karakter dan sebagian besar yang terjadi dalam alur
cerita sangat mungkin terjadi di dunia nyata. Anime ini memberikan
suatu pelajaran tentang hidup, makna keberadaan seseorang, kompleksnya
perasaan manusia, betapa sayangnya orang tua kepada anak, rasa
kehilangan, penolakan / denial, kejujuran, keberanian mengakui dan
menerima diri sendiri, keegoisan, penyesalan, dan cinta..
Meskipun pengungkapannya berbeda-beda, kelima tokoh dalam cerita ini
memiliki kesamaan yang pasti: sama-sama terikat dengan masa lalu yang
menyakitkan, lari dari kenyataan, dan tidak mau mengakuinya. Menganggap
bahwa pilihan hidup yang mereka jalani baik-baik saja, menganggap masa
lalu itu tidak pernah ada walaupun pada kenyatannya bagian dari masa
lalu itu terus menghantui, jauh di lubuk hati mereka. Saya sangat
menyukai konflik saat setiap tokoh dipaksa jujur terhadap perasaan
mereka sendiri dan bagaimana setiap tokoh pada akhirnya menghadapi
perasaan mereka dengan caranya masing-masing. Ketika setiap tokoh
akhirnya menyadari, bahwa bukan hanya diri mereka sendiri yang merasakan
beban yang sama.
Menurut saya, character development anime ini sangat
baik dan menarik untuk diikuti. Saya bisa melihat sifat asli dan palsu
dari setiap tokoh dalam 11 episode itu. Anaru, misalnya, ia digambarkan
sebagai anak yang mudah terpengaruh dan memiliki rasa percaya diri
rendah. Untuk menutupinya, ia lebih memilih untuk mengikuti gaya hidup
‘gaul’ temannya meskipun bertentangan dengan kehendak sebenarnya. Namun,
ia adalah tokoh yang paling pertama jujur akan perasaannya sendiri.
Berbeda
dengan Anaru, Tsuruko justru sebaliknya. Ia tipe wanita serius yang
pandai mengendalikan emosinya dan telihat dingin. Kematian Menma seolah
tidak memberikan dampak signifikan bagi Tsuruko. Ia bisa bersikap seolah
tidak ada apa-apa dan terkesan move on. Tapi di akhir cerita,
digambarkan bahwa sedingin apa pun kelihatannya, Tsuruko tetaplah
seorang wanita yang bisa merasa iri, cemburu, dan sedih karena tahu
orang yang disukainya tidak akan membalas perasaannya.
I’m not Jealous. Because I knew from the beginning that I’d never win against Menma. I’m not the same as you. I’ll never dream about things that I know won’t come true. I told you, right? That even if Menma went to heaven, instead I’d just find myself losing to you! The Person I’ve always been jealous of, since the very beginning, is you Anaru! (Tsuruko to Anaru)
Yukiatsu, di lain pihak bisa
dikatakan sebagai Tsuruko versi laki-laki. Sifatnya mirip dengan
Tsuruko. Setiap kali Jinta mengungkit masalah Menma, ia akan
mengeluarkan kata-kata sinis yang menyatakan betapa Jinta begitu lemah
karena terus terikat dengan masa lalu. Tapi sebenarnya, tanpa disadari,
seluruh kata-kata yang ia ucapkan pada Jinta juga ditujukan untuk
dirinya sendiri. Dalam perkembangan ceritanya, digambarkan bahwa
sebenarnya Yukiatsu tidak lebih terikat dengan masa lalu dibanding
Jinta. Ia bahkan melakukan sesuatu yang ekstrim karena tidak bisa
melupakan Menma.
Pada akhirnya, setiap tokoh menyadari bahwa masalah mereka tidak akan
selesai hanya dengan lari, melupakan, atau menganggapnya tidak pernah
ada. Hanya sebuah ‘kejujuran sederhana’ yang sebenarnya mereka perlukan
untuk menyelesaikannya. Kejujuran terhadap perasaan mereka sendiri, dan
kemauan untuk menerimanya sebagai bagian dari diri mereka.
Selain segi cerita, ending song-nya juga sangat bagus dan sangat
cocok mewakili anime ini. Judulnya adalah Secret Base ~Kimi ga Kureta
Mono~ (dinyanyikan oleh Ai Kayano dalam versi anime, tapi saya lebih
suka versi ZONE).
You and the end of summer and the dreams of the future
And our big hope, I won’t forget them.
I believe that we will meet in August 10 years later.
I knew that you screamed ”Thank You” from the bottom of your heart till the very end.
A goodbye when you hold back your tears and smile is lonely, isn’t it.
The best memories…
Akhir kata, ini adalah salah satu anime yang sangat recommended versi
saya. Ceritanya ringan dan realistik, dengan value yang kuat. Ada
sangat banyak pelajaran yang bisa diambil. Bagi penggemar genre light
romance, slice of life dengan bittersweet ending, Ano Hana adalah
pilihan yang tepat.
0 comments:
Post a Comment